6 Maret 2014

Cuplikan Novel "The Jombies"

            Ini bukan cerita tentang X-men, sekelompok mutan yang didirikan dan dipimpin oleh Profesor X dengan kelebihan yang dimiliki masing-masing anggotanya untuk melawan Brotherhood dan menyelamatkan manusia. Bukan cerita tentang Grup Idol JKT48 yang sukses dengan lagu  Heavy Rotationnya yang jadi soundtrack iklan Pocari Sweat sehingga bisa mempengahruhi ribuan fans mereka untuk turut mengonsumsi minuman ion tersebut.
            Ini juga bukan cerita tentang Detektif kecil yang rajin dan ulet ngutek-ngutek kasus sehingga walaupun mereka masih SD tapi mampu membantu Conan dan polisi menyelesaikan kasus-kasus yang mereka hadapi. Enggak, cerita aku dan teman-teman ini nggak sehebat itu.
            Ini cerita orang biasa yang hanya punya dua lobang hidung dan satu jidat, sangat sederhana sekali bukan, tapi semuanya jadi gila dan parah karna hadirnya orang-orang ubnormal dihidupku. Orang-orang ini nggak pernah kehabisan bahan obrolan, ada aja yang di obrolin. Topik utama disetiap pertemuan adalah mimpi.
            “Nanti kalo udah sukses aku mau bikin kampus ah, namanya U-J (Universitas Jombies). Mata kuliahnya nggak usah aneh-aneh. Seputar cara make up sama pose foto yang memikat “ Aciel mulai berceloteh.
            Hiii.. nggak kebayang mau jadi apa bangsa negara ini kalo sampe ada kampus semacam itu.
            “Nah, nanti aku yang bikin perumnya, namanya Perum Indah Damai Jombies, di depan perum sekalian ku buka mini market, namanya Jombiesmart. Keren kaan..” Makhluk satu ini emang terobsesi banget pengen jadi bos minimarket. Mungkin karna pacarnya yang sekarang jadi manager di salah satu atau salah dua Indiamart di kota Tasik ini kali ya.. ckckck

            Dan anehnya disetiap cerita selalu berakhir dengan gelak tawa sambil guling-guling, nepok-nepok perut, padahal cerita itu tergolong biasa-biasa aja dan udah berulang kali di omongin. Andai kata nggak ada yang bisa di obrolin lagi, ujung-ujungnya paling ngebully diri sendiri. Dengan sangat begonya ngebuka aib masing-masing buat diketawain sama orang banyak. Paraaah..
            Aku dan mereka ini mahasiswa-mahasiswa yang tergolong nggak pinter-pinter amat tapi juga nggak bego-bego amatlah, pasalnya aku masih bisa bedain mana korek kuping dan mana tusuk gigi. Kecuali kalo lagi kepepet, kuping kerasa gatel saat makan misalnya, aku suka kalap nyamber benda yang rada mirip-mirp gitu sama korek kuping, tapi ternyata itu tusuk gigi, nggak lama kemudian aku di gotong ke Rumah Sakit karna pendarahan di kuping.
            Ya, ini cuma cerita makhluk biasa yang merasa dirinya terjerumus di kampus yang salah. Gimana nggak, dari bayi sampe lulus SMA kemarin, aku udah niat mantep dalam kepala yang paling dalem pengen nerusin kuliah ke jurusan jurnalistik, karna hobby dan cintaku sama bulu tangkis. Tapi ooh tapi, Allah menakdirkanku mendarat di kampus berbasik tekhnologi. Entahlah, mungkin Allah menakdirkan aku jari seorang hacker atau jadi perakit bom jitu di masa depan.
            Jadilah setiap kali dosen nerangin pelajaran di depan, kerjaanku malah nulis, foto-foto, nulis, poto-foto, nulis foto-foto kaya gitu terus sampe kiamat kubra. Anehnya, saat akhir semester satu kemarin IP ku buagus lho Cyiin.. nyaris coum laude atau apalah itu. Yang kerjaannya nyatet sampe tangan pada encok dan mata katarak aja kalah nilainya sama aku. Hahaha memang Allah itu Maha Pengasih ya..
            Berawal dari kerja kelompok Bahasa Inggris, nanti lebih intimnya aku bahas di depan, Allah mempertemukanku sama orang yang awalnyaku anggap biasa-biasa aja. Mata mereka dua, nggak ada yang satu apalagi tiga, jalannya juga pada pake kaki, nggak ada yang pake mata kaya yang suka diucapin sama artis-artis di FTV. Misal:
            Opening, ada tukang sapu kandang kunang-kunang nabrak cewek cantik yang turun dari kapal selam, terus mereka tabrakan. Si cewek marah.
            “Hei!!! Kalo jalan pake mata dong!!!”
            Si tukang sapu kandang kunang-kunangpun sekarat karna kaget, kemudian jalan pake mata, dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas.
            Kadang aku bingung, ini yang nulis scriptnya yang mabok apa artisnya yang salah baca?!
            Oke, lupakan masalah FTV. Waktu itu aku baru kenal sama Bu Rym. Sisanya aku nggak kenal, cuma tau nama aja. Dari sini, kita jadi sering kumpul bareng. Makin lama makin deket karna ternyata kita emang satu otak dan satu paham.

            Dan dari sinilah semua cerita-cerita itu berawal..

0 komentar:

Posting Komentar