Nggak bisa dipungkiri kalau
masa-masa kuliah ini emang lebih bebas dari masa-masa pas SMA. Mulai dari cara
berpakaian, sepatu boleh warna apa aja, semuanya boleh panjang, mulai dari
rambut, kuku sampe bulu kaki, bulu idung, bulu ketek juga boleh panjang. Ah
pokoknya bedalah sama masa-masa SMA. Tapi, ada satu hal yang nggak berubah dan
masih sama, yaitu mencontek saat Ujian. Dan ini adalah satu dari sekian banyak
masalah pembelajaran di Indonesia. #tsaaah
Hari gini ujian nggak nyontek? Haha
preett! Munafik lah kalau ada yang bilang: “Mending nilai jelak tapi hasil
jerih payah sendiri daripada harus nyontek.” Aduuh bulshit ametlah. Aku pikir
dari tahun ke tahun budaya nyontek mau punah, eh ternyata malah makin menjamur
dimana-mana. Prihatin sih sama keadaan yang kaya gini, tapi ya gimana lagi.
Daripada nyokap marah gara-gara nilai ancur, terus nggak dikasih uang jajan,
modem disita, jam keluar malem dimusnahkan ya mending gitu, emh mending nyontek
maksudnya.
Jadi, sebenarnya apa penyebab
murid-murid suka mencontek? Dan kenapa budaya mencontek semakin marak dan
membudaya di bumi pertiwi ini? Entahlah, mungkin hanya Tuhan yang tau
jawabannya. Tapi kalau menurut aku sih awal mula tumbuhnya kebiasaan nyontek
itu karna guru / dosen yang kalau masuk cuma buat kasih tugas. Mending kalau
sedikit, lah ini nyampe berpuluh-puluh nomer, mana jadwal hari ini ke pelajaran
selanjutnya cuma dua atau tiga hari lagi. Belum lagi di next pelajaran kita
ketemu guru yang punya kebiasaan bilang: “Besok kita ulangan, Bab satu sampe
bab lima puluh dua. Buku catatan, laptop, gadget sama Handphone dikumpulin di
depan” Anjiiss!!! Enak bener bicaranya. Nggak sekalian tuh pak rumah sama tanah
warisan ikut dikumpulin di depan.