2 November 2013

Sudahlah, Biar dan Lepaskan..

            Sakit hati? Aku yakin bukan kali ini saja kamu merasakannya, dulu, sebelum kamu bertemu denganku, kamu juga pernah merasakannya, pasti. Tapi lihat! kamu masih bisa bertahan sampai saat ini bukan? sampai akhirnya kamu bertemu denganku dan duduk bersama ku disni. Sudah sayang, tak guna kamu simpan. Sudah, biar dan lepas semuanya.
            Kamu tahu? setiap kali kamu berkeluh seperti ini, kamu bukan hanya saja sedang bercerita padaku, tapi kamu juga sedang mengenangnya, tanpa kamu sadar ingatanmu semakin lekat dan hatimu semakin terluka.
            Kamu tahu? setiap kali sedang berkesah seperti ini, bukan hanya kamu yang merasa sakit, tapi aku juga. Aku merasakan lebih darimu. Bagaimana tidak, aku disini, di depanmu, tapi tak mampu menjemput ingatanmu yang masih tertinggal di belakang sana. Aku disini, melihatmu kelelahan menahan sakit, tapi bahkan, mengobatimu saja aku tak mampu.

            Kamu memintaku tetap disini, mendengarkanmu berkeluh. Kamu bilang “Kuatkan aku, kuatkan aku.” Kamu juga memintaku untuk membantumu melupakannya. Aku menurutinya, ku dengarkan semua keluhmu, aku rawat lukamu, tapi pada akhirnya justru kamu yang merobeknya (lagi) dengan kembali bercerita tentangnya, jadi aku bisa apa?
Sudah sayang, biar dan lepas semuanya. Berkalipun kamu meminta penyejuk dariku, aku hanya mampu berbicara. Semua kunci dan obat sesungguhnya ada di tanganmu. Kamu bukannya tak bisa mengobati lukamu, hanya saja kamu tak ingin, atau mungkin belum ingin.
            Ingat saat dulu kamu begitu mersa jatuh dan terpuruk sebelum ini, apa yang kamu lakukan? Ya, bertahan dan mengikhlaskannya. Karna saat melepaskan bukan tentang melupakannya, tapi bagaimana kita mengikhlaskannya. Memang tak mudah sayang, tapi aku tahu, pada akhirnya kamu akan bisa bangkit lagi.
            Saat ini, kamu hanya perlu bertahan, merawat lukamu dan menyembuhkannya. Jika memang dia benar-benar membuatmu jatuh seperti ini, harusnya kamu  jangan biarkan hatimu semakin jatuh karna kamu yang lemah. Kamu harus kuat dan menunjukan padanya, bahwa kamu akan baik-baik saja sepeninggalannya. Kamu akan tersenyum dan berbahagia kembali, dan itu tanpa dia.

            

0 komentar:

Posting Komentar