Ternyata...
Evertime you
miss me
You need me remember me
I’ll come to you i promise you
I’ll be there for you
You need me remember me
I’ll come to you i promise you
I’ll be there for you
Nada itu terdengar berbunyi dari
ponselku,bunyi alarm yang ku pasang semalam sebelum tidur. Rasanya baru saja
mata ini terlelap setelah semalaman bayangnya hadir lagi dan sukses mengganggu
tidur ku, bayang Alvaro, kekasih ku. Sepertinya ini akan menjadi hari tersulit
bagiku, bukan karna badanku lemas karna kurang tidur, bukan juga karna hari ini
ada tugas presentasi Mata kuliah kewirausahaan, tapi karna ini adalah kali
pertama aku membuka mata tanpa alvaro setelah 2 tahun kami bersama. Dia pergi.
Andai dia pergi dariku karna lebih memilih wanita lain mungkin tak akan sesulit
ini, karna setidaknya aku masih bisa melihat sosoknya, senyumnya, mendengar
suaranya, tawanya walau tidak bersamaku. Tapi bukan itu yang menyebabkan aku
kehilangannya.
***
Alvaro..
Dia
adik sahabatku, pertama kali aku bertemu dia waktu aku main kerumahnya 4 tahun yang lalu saat aku mengerjakan tugas
kelompok dengan fanny, kakaknya. Anaknya pendiam tapi cerdas, dia sering kali
membuat aku dan fanny berdecak kagum karna selalu berhasil menyelesaikan tugas
disaat kita udah buntu dan menyerah. Padahal usianya 2 tahun lebih muda
dibanding aku dan fanny. Selain cerdas, dia juga penuh kejutan.
Malam
itu adalah malam penutupan MOS (Masa Orientasi Siswa Baru). Saat itu aku dan
fanny menjadi panitianya dan alvaro menjadi salah satu murid baru yang kami
MOS. Karna acara tersebut telah selesai aku,fanny dan alvaro pun memutuskan
untuk pulang. Rumah kita tak jauh dari sekolah itu dan aku terbiasa jalan kaki
setiap kali pergi ataupun pulang dari sekolah. Seperti yang dilakukan kita malam
ini, jalan kaki. Di jalan.
“Kak
Verra.” Panggil alvaro.
“Ya..”
Jawabku singkat.
“Nama
kita hampir sama ya, Varo dan Verra” Ucapnya tanpa ekspresi.
“Kayaknya udah puluhan kali deh
kamu bilang gitu ke kakak, emh waktu dirumah kamu aja udah berapa kali tuh,
belum lagi kalo kamu sms, kalo lagi jalan bareng bertiga gini, teruss..”
Ucapanku terpotong saat dia menarik pergelangan tangan ku.
“Kak
fanny boleh ya kak verra jadi pacar aku?”
Terang saja fanny yang dari tadi diam, dan asyik
dengan hp nya tersentak. Begitu juga aku.
“Aku
gak ikut-ikutan deh, terserah kalian. Apapun keputusan aku pasti setuju.” jawabnya
sambil tersenyum dan pergi. Saat aku bingung tak tau harus jawab apa, ponsel ku
berdering.
“Bentar
varo, ada sms..” ucapku seraya berjalan menjauh beberapa langkah.
“Dari
fanny?” ujarku dalam hati. Ku buka pesannya.
“
Ver, alvaro udah lama suka kamu”
Aku
tersenyum, ternyata fanny sudah tau.
“Gimana
kak?” terdengar suara alvaro dari belakangku.
Ku
kumpulkan kesadaranku untuk menyakinkan kalau
ini bukan mimpi. Alvaro? Adik sahabatku yang usianya 2 tahun lebih muda
di bawahku. Tapi apa salahnya? Toh memang aku juga sayang padanya. Dan malam
itu alvaro pun resmi jadi pacarku.
“Ver..”
Suara itu membuyarkan lamunanku. Fanny, entah sejak kapan ia sudah ada
dikamarku, bahkan ketukan pintu pun aku tak mendengarnya.
“Eh
iya fann, kapan dateng?” Tanya ku sambil bangkit dan mengambil handuk, pergi
mandi.
***
Setelah
kepergian alvaro, aku dan fanny sepakat untuk menyelidiki mengapa alvaro sampai
hati untuk bunuh diri. Ya, dia meninggalkan kami bukan untuk pergi ke Yogya
ikut test UMPTN seperti yang telah direncanakannya belakngan ini, tapi ia pergi
meninggalkan kami untuk selamanya. Mungkin tak akan sesulit ini bagiku dan
fanny andai kata alvaro meninggal karna kecelakaan atau sebab lainnya. Tapi ini
bunuh diri hal yang sangat tak terpikirkan oleh ku.
Pagi
ini kami sepakat untuk datang ke SMA nya. Pertama kami menemui teman-teman
dekatnya, bertanya-tanya apakah dia punya masalah atau mungkin curhat tentang
suatu hal yang tak kami ketahui. Satu orang, dua orang,lima orang hasilnya
nihil. Kami tak mendapat info apapun. Semuanya wajar-wajar saja, sikap
alvaropun belakangan ini pun tak ada yang beda,katanya.
Lalu kami pun pergi ke ruang guru BP, berharap ada
suatu hal yang alvaro konsultasikan kepada guru tersebut. Tapi hasilnya sama
saja,nihil. Guru BP tersebut berkata tak ada yang janggal dari percakapan
beliau dengan alvaro belakangan ini, alvaro hanya biasa konsultasi tentang UAN
yang sebentar lagi akan dilaksanakan dan mengenai UMPTN,tak lebih.
Tak
menyerah begitu saja, penyelidikan ini ku lanjutkan dan siang ini kami
memutuskan untuk datang ke tempat les tak jauh dari sekolah alvaro. Disana kami
bertemu dengan pak johan, guru yang paling sering diceritakan alvaro kalau kita
sedang kumpul bersama.
“Eh
neng fanny, neng verra silahkan duduk.” Sambut pak johan.
“Terimaksih
pak..” Jawabku.
Kami
pun langsung menceritakan maksud kedatangan kami kemari. Pak johan
mendengarkannya dengan antusias.
“Sudah
hampir 8 bulan alvaro les disini, dan saya yang seringkali membimbingnya. Dia
anak yang tekun dan aktif, bahkan sampai minggu kemarin pun dia masih biasa
saja, sikapnya tak ada yang berubah, masih suka bertanya dan diskusi.” Jelas
pak johan.
“Apa
dia gak pernah curhat dengan bapak tentang suatu hal, emmh yang lebih pribadi
mungkin?” tanya fanny antusias.
“Seingat
bapak tidak pernah, kami memang sering kali ngobrol bersama, tapi selalu
seputar tentang pelajaran.” Jawabnya lagi.
“Oh
begitu ya pak, ya sudah terimaksih, maaf telah mengganggu waktu bapak.” Sahutku.
“Iya
tidak apa2 neng, yang sabar ya.” Pungkasnya. Lalu kami pun pamit.
***
Hari ke 2..
Aku mulai memutar otak, memikirkan hal apalagi yang
sekiranya bisa memberikan informasi tentang bunuh dirinya alvaro. Daan ya! Aku
tau. SOSIAL MEDIA. Mengapa tak kepikiran sejak tadi. Facebook,twitter,blog dan
BBM nya.
“Fan, aku tau. Masih ada beberapa hal yang
belum kita cek..” Ucapku semangat.
“Apa?” tanya fanny penasaran.
“Sosial Media.” Jawabku bebinar penuh
harap. Tanpa pikir panjang kami pun langsung berjalan menuju kamar alvaro.
Fanny mebuka laci meja belajar alvaro, mengambil laptopnya dan menyalakannya.
“Kamu tau passwordnya?” tanya fanny.
“Kita lihat saja semua dia tidak meng
Log Out semua jejaring sosialnya” Jawabku berharap.
Dan benar saja dia tidak meng Log out
akun facebooknya. Aku dan fanny mulai berselancar di facebook milik alvaro. Ku
buka chatt terakhirnya. Ku putar rool mouse, putar lagi, dan terus. Tak ada
yang janggal, disitu tertera namaku sebagai chatt akhirnya. Lalu ku buka arsip
pesannya. Ku lihat dan membacanya satu persatu,
“Huuft hanya chatt-chatt sapaan
pendek” Ujar fanny mulai lelah.
“Tunggu, kita liat notes nya” Timpalku
masih berharap. Lalu ku klik Notes milik alvaro.
“Hmm ternyata notesnya banyak, hanya
saja di setting privasi.” Komentar fanny. Aku mulai membacanya satu persatu,
dan mata kami berdua tertuju pada satu judul “Gadis Manja Ku”. Cepat-cepat ku
klik judul itu dan mulai membacanya.
Gadis manjaku,
hari ini (11 Juli 2011) status ku tidak singel lagi
Aku baru saja
jadian dengan kak Verra
Iya, kakak. Dia
memang dua tahun di atasku
Orangnya cantik,
dewasa tapi kadang manja seperti mu
Aku sayang dia
seperti aku menyayangimu
Aku berharap
setelah hari ini rasa sayangku padamu meluntur
Maaf, tapi aku
tak mungkin memilikimu..
Deg! Jantungku berdetak lebih kencang,
ternyata selama ini alvaro mengaggumi wanita lain. Tapi siapa dia? Bodoh sekali
aku sampai tidak peka dengan sikapnya yang ternyata juga menyayangi gadis lain.
“ Ver, are you ok..?” Tanya fanny yang
khawatir melihat perubahan raut wajahku.
“Ya, aku baik-baik saja.” Jawabku
yakin.
Setelah dirasa tak ada lagi informasi
yang bisa ku dapat dari facebooknya ini, aku pun beralih ke twitternya. Ku buka
DM nya, kulihat, ku baca dan nihil. Tak ada yang janggal dengan tweet-tweetnya
begitupula DM nya. Aku pun beralih ke BLOG nya. Keberuntungan masih berpihak
padaku, alvaro tidak meng Log Out akun blognya. Dan setelah kulihat..
“Kenapa ver?” tanya fanny heran
melihatku yang tiba-tiba terdiam.
“Ini bukan blog yang biasa dia liatin
ke aku.” Jawabku.
“Oh ya?” tanya fanny antusias, lalu
dia mengambil alih laptop alvaro dari tangan ku.
“Cuma ada tiga postingan, dilihat dari
tanggalnya ini baru 2 minggu yang lalu 11 Oktober 2012, 21 Oktober 2012 dan 30
oktober 2012.” Jelas fanny rinci.
“Coba lihat yang ini fan..” Saranku pada fanny sambil menunjuk posting
yang bertanggal 11 oktober 2012. Fanny pun langsung mengkliknya.
Hari ini genap
15 bulan hubunganku denagn kak verra. Tapi tau kah kamu gadis manjaku?
Sedikitpun sayang ini tak luntur padamu. Aku masih menyayangimu, bahkan semakin
bertambah rasa sayang itu. Sikap Kak
verra, hobby ka verra, selera ka verra, semuanya sama persis denganmu. Andai
aku berani, ingin rasanya aku menceritakan semua ini denganmu, tapi itu tak mungkin.
“Bodoh! Kenapa dia tak cerita saja
padaku?!” Komentar fanny menyesal dan marah.
“Gadis Manja, siapa gadis itu?
Sampai-sampai alvaro berfikir tak mungkin memilikinya.” Gumamku lirih.
Penasaran ini semakin menjadi. “GADIS
MANJA” siapa dia? Aku terus membuka postingan alvaro yang lain. Ku baca setiap
kalimatnya. Intinya sama saja dia menyanyangi gadis manja itu tapi ia merasa
tak mungkin memilikinya.
“Fan, dia pernah bercerita tentang
wanita lain selain aku?” tanya ku penasaran.
“Gak pernah ver, kalaupun dia
bercerita pasti tentang kamu.” Jawab fanny yakin.
“Coba kamu ingat-ingat dulu..”
Paksaku. Fanny berfikir sejenak, menngingat-ingat barangkali ada nama lain yang
diceritakan alvaro padanya selain aku.
“Yakin, seingat aku gak ada.” Jawab
fanny mantap.
Aku mulai lelah, ku rebahkan tubuhku
di kasur alvaro. Bau parfumnya masih tercium tajam di indera penciumku.
Sementara fanny masih melanjutkan penyelidikannya. Terlihat dia sedang duduk di
kursi belajar alvaro sambil mengecek Handphone alvaro. Berharap dia menemukan
bekas-bekas pesannya dengan gadis manja itu.
Aku bangkit, dan berjalan menghampiri
fanny. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah bingkai foto yang terletak di meja
belajar alvaro. Seperti ada suara yang menyuruhku untuk mengambil bingkai foto
itu, disitu tampak fotoku, alvaro dan fanny saat malam penutupan MOS 15 bulan
yang lalu.
Aku pun mengambil bingkai foto itu,
dan ku balikkan bingkainya. Dibelakang foto itu terlihat ada coretan pena
merah.
Ini foto saat
malam penutupan MOS ku. Yang cowok jelas aku (ALVARO)
Sebelah kanan pacarku
(KAK VERRA)
Dan sebelah kiri
kak Fanny kakaku (SI GADIS MANJAKU)
Aku lemas, bingkai foto itupun
terjatuh di meja belajar alvaro tepat di depan fanny. Gadis Manja itu
Ternyataa..
Setelah itu sekelilingku terlihat gelap dan aku tak
ingat apa-apa lagi.
:: Ini adalah salah satu naskah yang aku kirim ke Penerbit Diva Press dalam rangka lomba cerpen Sang Mantan.
0 komentar:
Posting Komentar