20 Maret 2013

Kisah Sang Mantan

Ternyata...
Evertime you miss me
You need me remember me
I’ll come to you i promise you
I’ll be there for you

Nada itu terdengar berbunyi dari ponselku,bunyi alarm yang ku pasang semalam sebelum tidur. Rasanya baru saja mata ini terlelap setelah semalaman bayangnya hadir lagi dan sukses mengganggu tidur ku, bayang Alvaro, kekasih ku. Sepertinya ini akan menjadi hari tersulit bagiku, bukan karna badanku lemas karna kurang tidur, bukan juga karna hari ini ada tugas presentasi Mata kuliah kewirausahaan, tapi karna ini adalah kali pertama aku membuka mata tanpa alvaro setelah 2 tahun kami bersama. Dia pergi. Andai dia pergi dariku karna lebih memilih wanita lain mungkin tak akan sesulit ini, karna setidaknya aku masih bisa melihat sosoknya, senyumnya, mendengar suaranya, tawanya walau tidak bersamaku. Tapi bukan itu yang menyebabkan aku kehilangannya.
***
Alvaro..
          Dia adik sahabatku, pertama kali aku bertemu dia waktu aku main kerumahnya  4 tahun yang lalu saat aku mengerjakan tugas kelompok dengan fanny, kakaknya. Anaknya pendiam tapi cerdas, dia sering kali membuat aku dan fanny berdecak kagum karna selalu berhasil menyelesaikan tugas disaat kita udah buntu dan menyerah. Padahal usianya 2 tahun lebih muda dibanding aku dan fanny. Selain cerdas, dia juga penuh kejutan.
          Malam itu adalah malam penutupan MOS (Masa Orientasi Siswa Baru). Saat itu aku dan fanny menjadi panitianya dan alvaro menjadi salah satu murid baru yang kami MOS. Karna acara tersebut telah selesai aku,fanny dan alvaro pun memutuskan untuk pulang. Rumah kita tak jauh dari sekolah itu dan aku terbiasa jalan kaki setiap kali pergi ataupun pulang dari sekolah. Seperti yang dilakukan kita malam ini, jalan kaki. Di jalan.
          “Kak Verra.” Panggil alvaro.
          “Ya..” Jawabku singkat.
          “Nama kita hampir sama ya, Varo dan Verra” Ucapnya tanpa ekspresi.
          “Kayaknya udah puluhan kali deh kamu bilang gitu ke kakak, emh waktu dirumah kamu aja udah berapa kali tuh, belum lagi kalo kamu sms, kalo lagi jalan bareng bertiga gini, teruss..” Ucapanku terpotong saat dia menarik pergelangan tangan ku.
          “Kak fanny boleh ya kak verra jadi pacar aku?”
Terang saja fanny yang dari tadi diam, dan asyik dengan hp nya tersentak. Begitu juga aku.
          “Aku gak ikut-ikutan deh, terserah kalian. Apapun keputusan aku pasti setuju.” jawabnya sambil tersenyum dan pergi. Saat aku bingung tak tau harus jawab apa, ponsel ku berdering.
          “Bentar varo, ada sms..” ucapku seraya berjalan menjauh beberapa langkah.
          “Dari fanny?” ujarku dalam hati. Ku buka pesannya.
          “ Ver, alvaro udah lama suka kamu” 
          Aku tersenyum, ternyata fanny sudah tau.
          “Gimana kak?” terdengar suara alvaro dari belakangku.
          Ku kumpulkan kesadaranku untuk menyakinkan kalau  ini bukan mimpi. Alvaro? Adik sahabatku yang usianya 2 tahun lebih muda di bawahku. Tapi apa salahnya? Toh memang aku juga sayang padanya. Dan malam itu alvaro pun resmi jadi pacarku.
          “Ver..” Suara itu membuyarkan lamunanku. Fanny, entah sejak kapan ia sudah ada dikamarku, bahkan ketukan pintu pun aku tak mendengarnya.
          “Eh iya fann, kapan dateng?” Tanya ku sambil bangkit dan mengambil handuk, pergi mandi.
***
          Setelah kepergian alvaro, aku dan fanny sepakat untuk menyelidiki mengapa alvaro sampai hati untuk bunuh diri. Ya, dia meninggalkan kami bukan untuk pergi ke Yogya ikut test UMPTN seperti yang telah direncanakannya belakngan ini, tapi ia pergi meninggalkan kami untuk selamanya. Mungkin tak akan sesulit ini bagiku dan fanny andai kata alvaro meninggal karna kecelakaan atau sebab lainnya. Tapi ini bunuh diri hal yang sangat tak terpikirkan oleh ku.
          Pagi ini kami sepakat untuk datang ke SMA nya. Pertama kami menemui teman-teman dekatnya, bertanya-tanya apakah dia punya masalah atau mungkin curhat tentang suatu hal yang tak kami ketahui. Satu orang, dua orang,lima orang hasilnya nihil. Kami tak mendapat info apapun. Semuanya wajar-wajar saja, sikap alvaropun belakangan ini pun tak ada yang beda,katanya.
          Lalu  kami pun pergi ke ruang guru BP, berharap ada suatu hal yang alvaro konsultasikan kepada guru tersebut. Tapi hasilnya sama saja,nihil. Guru BP tersebut berkata tak ada yang janggal dari percakapan beliau dengan alvaro belakangan ini, alvaro hanya biasa konsultasi tentang UAN yang sebentar lagi akan dilaksanakan dan mengenai UMPTN,tak lebih.
          Tak menyerah begitu saja, penyelidikan ini ku lanjutkan dan siang ini kami memutuskan untuk datang ke tempat les tak jauh dari sekolah alvaro. Disana kami bertemu dengan pak johan, guru yang paling sering diceritakan alvaro kalau kita sedang kumpul bersama.
          “Eh neng fanny, neng verra silahkan duduk.” Sambut pak johan.
          “Terimaksih pak..” Jawabku. 
          Kami pun langsung menceritakan maksud kedatangan kami kemari. Pak johan mendengarkannya dengan antusias.
          “Sudah hampir 8 bulan alvaro les disini, dan saya yang seringkali membimbingnya. Dia anak yang tekun dan aktif, bahkan sampai minggu kemarin pun dia masih biasa saja, sikapnya tak ada yang berubah, masih suka bertanya dan diskusi.” Jelas pak johan.  
          “Apa dia gak pernah curhat dengan bapak tentang suatu hal, emmh yang lebih pribadi mungkin?” tanya fanny antusias.
          “Seingat bapak tidak pernah, kami memang sering kali ngobrol bersama, tapi selalu seputar tentang pelajaran.” Jawabnya lagi.
          “Oh begitu ya pak, ya sudah terimaksih, maaf telah mengganggu waktu bapak.” Sahutku.
          “Iya tidak apa2 neng, yang sabar ya.” Pungkasnya. Lalu kami pun pamit.
***
          Hari ke 2..
Aku mulai memutar otak, memikirkan hal apalagi yang sekiranya bisa memberikan informasi tentang bunuh dirinya alvaro. Daan ya! Aku tau. SOSIAL MEDIA. Mengapa tak kepikiran sejak tadi. Facebook,twitter,blog dan BBM nya.
          “Fan, aku tau. Masih ada beberapa hal yang belum kita cek..” Ucapku semangat.
          “Apa?” tanya fanny penasaran.
          “Sosial Media.” Jawabku bebinar penuh harap. Tanpa pikir panjang kami pun langsung berjalan menuju kamar alvaro. Fanny mebuka laci meja belajar alvaro, mengambil laptopnya dan menyalakannya.
          “Kamu tau passwordnya?” tanya fanny.
          “Kita lihat saja semua dia tidak meng Log Out semua jejaring sosialnya” Jawabku berharap.
          Dan benar saja dia tidak meng Log out akun facebooknya. Aku dan fanny mulai berselancar di facebook milik alvaro. Ku buka chatt terakhirnya. Ku putar rool mouse, putar lagi, dan terus. Tak ada yang janggal, disitu tertera namaku sebagai chatt akhirnya. Lalu ku buka arsip pesannya. Ku lihat dan membacanya satu persatu,
          “Huuft hanya chatt-chatt sapaan pendek” Ujar fanny mulai lelah.
        “Tunggu, kita liat notes nya” Timpalku masih berharap. Lalu ku klik Notes milik alvaro.
          “Hmm ternyata notesnya banyak, hanya saja di setting privasi.” Komentar fanny. Aku mulai membacanya satu persatu, dan mata kami berdua tertuju pada satu judul “Gadis Manja Ku”. Cepat-cepat ku klik judul itu dan mulai membacanya.

Gadis manjaku, hari ini (11 Juli 2011) status ku tidak singel lagi
Aku baru saja jadian dengan kak Verra
Iya, kakak. Dia memang dua tahun di atasku
Orangnya cantik, dewasa tapi kadang manja seperti mu
Aku sayang dia seperti aku menyayangimu
Aku berharap setelah hari ini rasa sayangku padamu meluntur
Maaf, tapi aku tak mungkin memilikimu..

          Deg! Jantungku berdetak lebih kencang, ternyata selama ini alvaro mengaggumi wanita lain. Tapi siapa dia? Bodoh sekali aku sampai tidak peka dengan sikapnya yang ternyata juga menyayangi gadis lain.
          “ Ver, are you ok..?” Tanya fanny yang khawatir melihat perubahan raut wajahku.
          “Ya, aku baik-baik saja.” Jawabku yakin.
          Setelah dirasa tak ada lagi informasi yang bisa ku dapat dari facebooknya ini, aku pun beralih ke twitternya. Ku buka DM nya, kulihat, ku baca dan nihil. Tak ada yang janggal dengan tweet-tweetnya begitupula DM nya. Aku pun beralih ke BLOG nya. Keberuntungan masih berpihak padaku, alvaro tidak meng Log Out akun blognya. Dan setelah kulihat..
          “Kenapa ver?” tanya fanny heran melihatku yang tiba-tiba terdiam.
          “Ini bukan blog yang biasa dia liatin ke aku.” Jawabku.
          “Oh ya?” tanya fanny antusias, lalu dia mengambil alih laptop alvaro dari tangan ku.
          “Cuma ada tiga postingan, dilihat dari tanggalnya ini baru 2 minggu yang lalu 11 Oktober 2012, 21 Oktober 2012 dan 30 oktober 2012.” Jelas fanny rinci.
          “Coba lihat yang ini fan..”  Saranku pada fanny sambil menunjuk posting yang bertanggal 11 oktober 2012. Fanny pun langsung mengkliknya.

Hari ini genap 15 bulan hubunganku denagn kak verra. Tapi tau kah kamu gadis manjaku? Sedikitpun sayang ini tak luntur padamu. Aku masih menyayangimu, bahkan semakin bertambah rasa sayang itu.  Sikap Kak verra, hobby ka verra, selera ka verra, semuanya sama persis denganmu. Andai aku berani, ingin rasanya aku menceritakan semua ini denganmu, tapi itu tak mungkin.

          “Bodoh! Kenapa dia tak cerita saja padaku?!” Komentar fanny menyesal dan marah.
          “Gadis Manja, siapa gadis itu? Sampai-sampai alvaro berfikir tak mungkin memilikinya.” Gumamku lirih.
          Penasaran ini semakin menjadi. “GADIS MANJA” siapa dia? Aku terus membuka postingan alvaro yang lain. Ku baca setiap kalimatnya. Intinya sama saja dia menyanyangi gadis manja itu tapi ia merasa tak mungkin memilikinya.
          “Fan, dia pernah bercerita tentang wanita lain selain aku?” tanya ku penasaran.
          “Gak pernah ver, kalaupun dia bercerita pasti tentang kamu.” Jawab fanny yakin.
          “Coba kamu ingat-ingat dulu..” Paksaku. Fanny berfikir sejenak, menngingat-ingat barangkali ada nama lain yang diceritakan alvaro padanya selain aku.
          “Yakin, seingat aku gak ada.” Jawab fanny mantap.
          Aku mulai lelah, ku rebahkan tubuhku di kasur alvaro. Bau parfumnya masih tercium tajam di indera penciumku. Sementara fanny masih melanjutkan penyelidikannya. Terlihat dia sedang duduk di kursi belajar alvaro sambil mengecek Handphone alvaro. Berharap dia menemukan bekas-bekas pesannya dengan gadis manja itu.
          Aku bangkit, dan berjalan menghampiri fanny. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah bingkai foto yang terletak di meja belajar alvaro. Seperti ada suara yang menyuruhku untuk mengambil bingkai foto itu, disitu tampak fotoku, alvaro dan fanny saat malam penutupan MOS 15 bulan yang lalu.
          Aku pun mengambil bingkai foto itu, dan ku balikkan bingkainya. Dibelakang foto itu terlihat ada coretan pena merah.

Ini foto saat malam penutupan MOS ku. Yang cowok jelas aku (ALVARO)
Sebelah kanan pacarku (KAK VERRA)
Dan sebelah kiri kak Fanny kakaku (SI GADIS MANJAKU)

          Aku lemas, bingkai foto itupun terjatuh di meja belajar alvaro tepat di depan fanny. Gadis Manja itu Ternyataa..
Setelah itu sekelilingku terlihat gelap dan aku tak ingat apa-apa lagi.

:: Ini adalah salah satu naskah yang aku kirim ke Penerbit Diva Press dalam rangka lomba cerpen Sang Mantan.

0 komentar:

Posting Komentar